<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d14504196\x26blogName\x3dCerita+dari+Caca\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://arrestria.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://arrestria.blogspot.com/\x26vt\x3d9119978901846087473', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Sometimes if we get bored and dunno what to do, may be it is bette to share some stories. Sharing may be can solved more than fifty percent of your problem(s). Caca always remember this statement

Kadang-kadang kalo cewek curhat, dia ga selalu butuh solusi kok, karena sebenarnya semua cewek sudah tahu apa yang harus dia lakukan. Yang dia butuhkan cuma ears to listen and shoulders to cry on (noted from kamarcewek.com)

 Cerita dari Caca  Results 1 - 10 for Cerita dari Caca [definition].  

 
     « Home

P o s t s

Kestabilan Koneksitas Telkomsel Flash
[Arrestria] Lontong Balap Garuda
[Caca] - Berita Makassar #2 - Tentang PLN Lagi
[Caca] - Berita Makassar #1
Saat yang tepat membeli reksadana?
[Arrestria] Mohon maaf atas segala kesalahan
[Caca] Akibat sulit bangun sahur
[Caca] Pantun itu ternyata berlanjut
Belum tidur..
[Arrestria] - Jum'at ke Lamongan
 
     A r c h i v e s
July 2005
September 2005
October 2005
November 2005
February 2006
February 2007
May 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
January 2008
March 2008
April 2008
May 2008
June 2008
July 2008
August 2008
September 2008
October 2008
November 2008
March 2009
 
     L i n k s
Deku :: Perantau
Icha
KamarCewek
KambingJantan
Rie
Selma
Shinta
Penimbun Kedelai?

Masya Allah, baca di Jawapos pagi ini. Bukit Kedelai di Gudang Dupak Rukun. Mungkin rasanya pengen banget mengutuk orang yang perbuatannya seperti ini . Tapi agama mengajarkan untuk tidak berbuat jahat sesama..

Diambil dari jawapos.com

Polisi Selidiki Kemungkinan Sengaja Ditimbun
SURABAYA - Polisi mulai turun tangan menyelidiki dugaan penimbunan kedelai menyusul tingginya harga bahan baku tempe tersebut. Saat ini, fokus penyelidikan tertuju pada PT Cargill Indonesia yang menyewa gudang di PT Susanti Megah, Jalan Dupak Rukun.

Importer kedelai dari Amerika Serikat (AS) itu sedang diperiksa tim Unit IV Satreskrim Polwiltabes Surabaya. Polisi sudah memeriksa dua wakil perusahaan tersebut dan menyita barang bukti berupa sampel kedelai.

"Dua orang yang sudah diperiksa adalah Ardiansyah yang menjabat sebagai trading manager dan Ida Bagus Made Oka sebagai operational surveyor," kata penyidik yang menangani kasus tersebut.

Selain penimbunan, PT Cargill yang berkantor pusat di Plaza Bapindo, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, tersebut diduga menyalahgunakan distribusi pupuk serta kedelai. "PT Cargill mengaku sebagai importer. Namun, saat ini mereka belum bisa menunjukkan dokumen terkait dengan usahanya itu," ungkapnya.

Saat ini, PT Cargill memiliki stok 13 ribu ton kedelai di gudangnya di Dupak Rukun. Stok tersebut merupakan sisa pengiriman barang dari AS. November 2007, perusahaan itu memesan 22 ribu ton kedelai. Per kilogramnya dibeli seharga Rp 6.950.

Kapolwiltabes Surabaya Kombespol Anang Iskandar mengaku sedang menyelidiki dugaan tersebut. Bahkan, kemarin (25/1), polisi nomor satu di Surabaya tersebut mengunjungi gudang PT Cargill bersama Kapolres Surabaya Utara AKBP Nasri dan Kasatreskrim Polwiltabes AKBP Dedi Prasetyo.

"Kami hanya melakukan sidak. Kami menindaklanjuti keresahan masyarakat karena menurunnya pasokan kedelai. Apakah benar ada penimbunan oleh spekulan," kata Anang.

Perwira asal Mojokerto itu menyatakan, untuk penyidikan, selain memeriksa saksi, polisi akan berkoordinasi dengan instansi terkait. "Kami akan berkoordinasi dengan Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Red)," ujarnya.

Ketika pintu gudang dibuka, kedelai dari luar negeri itu tampak seperti bukit. Bahan baku tempe tersebut memenuhi gudang yang luasnya hampir satu hektare itu.

Sayangnya, saat ditanya wartawan, karyawan dan pimpinan PT Cargill tak mau berkomentar. Mereka tak mau menjawab sepatah kata pun, kecuali mengangkat bahu. (fid/nw)



Kelinci untuk Ibu

Ibu sudah lama pensiun. Ketika kurasakan semakin hari di rumah semakin sepi hanya ibu bersama pembantu. Telah kupikirkan adanya kebosanan bagi ibu. Namin Ibu masih cinta anak-anaknya. Yang satu mencari nafkah di Jakarta, yang satu sibuk di kantor demi masa depan, dan yang satu sibuk kuliah demi menggapai ilmu dan persahabatan. Ibu sendirian di rumah. Ibu tiada berteman di rumah. Rumah hanya bersuarakan radio dan televisi ketika siang.

Ibu tentu berharap pembantu paruh waktu yang di rumah dapat bekerja dengan baik. Sesekali tentu mengajak pembantu berdiskusi. Tapi terkadang ada suatu jarak yang tidak dapat dipersatukan. Tentu karena cara pandang ibu dan pembantu akan sesuatu bisa saja berbeda. Ibu tidak mungkin mengganggu pekerjaan pembantu. Ketika sedang mencuci piring atau mengepel misalnya, ibu membiarkan pembantu melakukan pekerjaannya. Andai diajak berbicara akan sesuatu nanti jadinya malah ga selesai-selesai, begitu kata ibu. Mungkin ketika hanya menyetrika atau sedang bersih-bersih yang rumah yang ringan saja ibu mengajak dia berbicara. Kata ibu nanti kalo keseringan diajak berbicara kasihan juga mbaknya, pulangnya kemalaman padahal dia juga punya keluarga untuk dijaga juga tho...

Setiap siang menonton tipi dan menyalakan radio. Entah berapa infotainmen yang setiap harinya ibu lihat. Entah berapa langgam jawa yang ibu dengarkan setiap harinya. Ibu pernah bercerita kalo terkadang ia bosan akan kehidupan di rumah saja. Yah, benar kata ibu. Ketika aku membayangkan menjadi ibu, aku pun merasakan hal serupa. Bosan. Bahkan ketika aku datang sampai di rumah saat malam hari, ku lihat ibu sedang nyenyak tidur di karpet sambil membiarkan televisi yang menyala. Kurasakan gurat-gurat di wajah ibu yang semakin tua. Kurasakan cantik wajah ibu semakin memudar dengan segala kebosanan itu. Bahkan sebelum ibu terlelap tidur sore itu (sebelum isya') pun masih sempat memikirkan lauk apa yang bisa dihidangkan untuk anak-anak tercintanya. Ya setidaknya memasak dan memikirkan anaknya sedikit bisa menghapus kebosanan itu.

Lantas ketika lebaran tahun kemarin datang, terbesit dalam benakku. Bagaimana jika kembali memelihara kelinci. Sesuatu hal yang lama tidak dilakukan. Teringat masa-masa ketika aku masih SD memelihara kelinci putih bernama Basten. Teringat pula kelinci pertamaku yang kubeli di Batu, Malang. Sepanjang perjalanan Batu-Surabaya, kelinci nan kecil mungil itu kumasukkan ke dalam jaket. Kedinginan. Pikirku yang waktu itu yang masih lugu.

Kebiasaan memelihara itu akhirnya berhenti ketika Bapak dipanggil olehNya. Basten masih hidup dan setia bersama kami sekeluarga sepeninggal Bapak. Namun ketika ibu semakin hari semakin repot dan akhirnya ketika Basten juga pergi ke alam baka, diputuskan untuk sudah berhenti memelihara binatang.

Mas Adit dan Angga setuju untuk memelihara kelinci kembali. Saat hari kedua lebaran kami sekeluarga pun berlibur ke Batu kembali. Akhirnya setelah seharian berjalan-jalan, malam itu Ibu mendapat teman baru. Belang dan Putih. Belang pun pergi setelah seminggu di rumah. Lantas kemudian Putih dibelikan teman baru, Item. Item pun tiada setelah seminggu di rumah. Rasa iba pun muncul. Kelinci juga butuh teman. Akhirnya dibelikan teman baru. Tidak tanggung-tanggung. Dua sekaligus. Grey dan Black.

Sekarang setiap hari di rumah semakin ada cerita. Ibu pun semakin ada kesibukan. Setiap pagi membersihkan ketiga kandang kelinci. Tiada hentinya membaca buku tentang memelihara kelinci. Entah sudah khatam berapa kali Ibu khatam buku itu. Setiap dua hari sekali selalu mengingatkan jangan lupa jagung buat adik-adik barumu itu sudah habis.

Setiap pagi sekarang ibu bisa bercerita. Gray yang kecil itu bahkan sudah berani berkelahi dengan Putih padahal biasanya berkelahi sama Black. Bercerita kalo Putih ketika di lepas di jalan depan rumah bertamu ke rumah tetangga sampai ke ruang tamu segala. Putih yang menginjak-injak adenium Ibu yang baru berumur dua bulan. Black suka makan euphorbia. Grey yang bulunya suka rontok. Ibu juga mengingatkan, kelinci-kelinci sudah waktunya potong kuku dan bulunya dipotong juga biar ndak mbundeli.

Alhamdulillah sekarang kalo siang pun sekarang setidaknya ibu ada kegiatan. Nengokin kelinci memastikan tidak kelaparan. Menjelang tengah malam ketika ibu terbangun, memastikan kelinci-kelinci tidak kedinginan. Saat berangkat subuhan pun ibu kembali mengecek stok makanan kelinci-kelinci.

Semoga Ibu tidak bosan dan semoga Allah menjaga Ibu sepanjang hidupnya.. Amiin..



Ketika hati sudah ditutup kabut yang bernama cinta

Seorang sahabat yang sudah berkeluarga tiba-tiba mengirimkan sebuah pesan via messenger kepadaku. Dia ingin menangis. Menangis akan sebuah takdir yang tidak pernah terjadi. Dia mencintai (atau entah apa pun itu namanya) kepada seorang yang telah berkeluarga. Dia berkata kepadaku, mengapa cinta ini tidak terjadi ketika keduanya masih sama-sama sendiri dan belum ada ikatan yang disaksikan kedua orang tua dan dijanjikan kepada Allah.

Pernahkah sobat mengalami hal serupa? Ketika sudah memiliki pasangan yang selama ini sudah merasa sejiwa namun datang individu lain menawarkan cinta. Lantas kita terbuai oleh cinta baru ini.

Ketika kalbu tertutup kabut yang bernama cinta. Pernahkah kita berpikir suatu saat kita akan menyesal ketika kita merelakan semua ini. Keluarga, anak, sahabat baik yang selama ini menjalani pahit getir bersama kita. Pernahkah kita berpikir sosok sederhana seperti Tukul. Ya Tukul dengan segal popularitasnya. Masih setia dengan istrinya yang wajahnya biasa-biasa saja. Pernahkah berpikir selama sekian lama bersama dengan segala pahit getir kehidupan yang telah dinikmati bersama tiba-tiba dihidangkan madu manis (yang bahkan masih ditawarkan dalam buku menu) lantas segala kenangan ditinggalkan. Hikss.. hidup memang serba misteri.

Till death do us apart. Benarkah ini masih ada atau hanya sekedar ilusi di kota yang serba
mewah ini. Semua berjalan dengan cepat. Bahkan untuk menemukan cinta baru pun tidak sulit. Bisa dibeli dengan harta malah.

Ya Allah sedemikian sulitkah ketika harus terjebak pada cinta yang lain. Apakah takdirMu yang memaksa seorang temanku harus terjebak pada sebuah kabut yang dimana tidak bisa keluar darinya. Berikan cahayaMu ya Allah sehingga temanku ini bisa menyibak kabut gelap. Berikan segera ya Allah agar tidak semakin terjebak semakin gelap dalam kabut cinta. Yakinlah kawanku semua ini hanya cinta semu. Keluarga, anak, dan sahabatmu terkasih selalu merindukan saat menangis dan tertawa bersamamu bersama kondisi saat ini bukan dengan sebuah cinta semu..





 

Search within results | Language Tools | Search Tips | Dissatisfied? Help us improve



© 2005 Cerita dari Caca