Seorang sahabat yang sudah berkeluarga tiba-tiba mengirimkan sebuah pesan via messenger kepadaku. Dia ingin menangis. Menangis akan sebuah takdir yang tidak pernah terjadi. Dia mencintai (atau entah apa pun itu namanya) kepada seorang yang telah berkeluarga. Dia berkata kepadaku, mengapa cinta ini tidak terjadi ketika keduanya masih sama-sama sendiri dan belum ada ikatan yang disaksikan kedua orang tua dan dijanjikan kepada Allah.
Pernahkah sobat mengalami hal serupa? Ketika sudah memiliki pasangan yang selama ini sudah merasa sejiwa namun datang individu lain menawarkan cinta. Lantas kita terbuai oleh cinta baru ini.
Ketika kalbu tertutup kabut yang bernama cinta. Pernahkah kita berpikir suatu saat kita akan menyesal ketika kita merelakan semua ini. Keluarga, anak, sahabat baik yang selama ini menjalani pahit getir bersama kita. Pernahkah kita berpikir sosok sederhana seperti Tukul. Ya Tukul dengan segal popularitasnya. Masih setia dengan istrinya yang wajahnya biasa-biasa saja. Pernahkah berpikir selama sekian lama bersama dengan segala pahit getir kehidupan yang telah dinikmati bersama tiba-tiba dihidangkan madu manis (yang bahkan masih ditawarkan dalam buku menu) lantas segala kenangan ditinggalkan. Hikss.. hidup memang serba misteri.
Till death do us apart. Benarkah ini masih ada atau hanya sekedar ilusi di kota yang serba
mewah ini. Semua berjalan dengan cepat. Bahkan untuk menemukan cinta baru pun tidak sulit. Bisa dibeli dengan harta malah.
Ya Allah sedemikian sulitkah ketika harus terjebak pada cinta yang lain. Apakah takdirMu yang memaksa seorang temanku harus terjebak pada sebuah kabut yang dimana tidak bisa keluar darinya. Berikan cahayaMu ya Allah sehingga temanku ini bisa menyibak kabut gelap. Berikan segera ya Allah agar tidak semakin terjebak semakin gelap dalam kabut cinta. Yakinlah kawanku semua ini hanya cinta semu. Keluarga, anak, dan sahabatmu terkasih selalu merindukan saat menangis dan tertawa bersamamu bersama kondisi saat ini bukan dengan sebuah cinta semu..