Anti klimaks, ya, itu kata yang terjadi pada Lewis Hamilton (pembalap F1) yang digadang-gadang menjadi juara dunia. Dia secara konsisten dari awal musim lomba mesin jet darat ini telah membuktikan dia layak menjadi juara dunia dengan terus merebut poin dan terus meninggalkan rivalnya. Namun takdir tak memihaknya. Dua lomba terakhir berujung buruk bagi dirinya. Sial bagi dirinya, dua lomba terakhir menyesakkan dada. Hasil akhir kelasmen F1, Hamilton dikalahkan hanya 1 poin oleh Raikonnen. Anti klimaks...
Mungkin saya seperti
Seusai keluar dari ruang sidang, sepertinya sesak dada ini. Mungkin kurang bisa menerima takdir.
Ria yang di sebelah saya bilang, ”Mas Caca selama ini kan sering berhasil, mungkin ini saatnya gagal. Orang kan ga harus selalu berhasil”.
Cukup manjur kata-kata itu. Akhirnya saya menerima kenyataan. Toh dapat AB tidak merubah sebagian besar hidup saya. Nilai AB hanya menurunkan nilai IPK saya jadi 3.86. Nilai AB hanya menggagalkan saya dari cumlaude menjadi lulus dengan sangat memuaskan..
Belajar menerima kegagalan jauh lebih penting daripada menerima keberhasilan..
Terima kasih ya Allah sudah memberikan saya pelajaran hidup...
Terima kasih juga kepada rekan-rekan yang terus memberi saya dukungan...