
Diambil dari jawapos.com
Polisi Selidiki Kemungkinan Sengaja Ditimbun
SURABAYA - Polisi mulai turun tangan menyelidiki dugaan penimbunan kedelai menyusul tingginya harga bahan baku tempe tersebut. Saat ini, fokus penyelidikan tertuju pada PT Cargill Indonesia yang menyewa gudang di PT Susanti Megah, Jalan Dupak Rukun.
Importer kedelai dari Amerika Serikat (AS) itu sedang diperiksa tim Unit IV Satreskrim Polwiltabes Surabaya. Polisi sudah memeriksa dua wakil perusahaan tersebut dan menyita barang bukti berupa sampel kedelai.
"Dua orang yang sudah diperiksa adalah Ardiansyah yang menjabat sebagai trading manager dan Ida Bagus Made Oka sebagai operational surveyor," kata penyidik yang menangani kasus tersebut.
Selain penimbunan, PT Cargill yang berkantor pusat di Plaza Bapindo, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, tersebut diduga menyalahgunakan distribusi pupuk serta kedelai. "PT Cargill mengaku sebagai importer. Namun, saat ini mereka belum bisa menunjukkan dokumen terkait dengan usahanya itu," ungkapnya.
Saat ini, PT Cargill memiliki stok 13 ribu ton kedelai di gudangnya di Dupak Rukun. Stok tersebut merupakan sisa pengiriman barang dari AS. November 2007, perusahaan itu memesan 22 ribu ton kedelai. Per kilogramnya dibeli seharga Rp 6.950.
Kapolwiltabes Surabaya Kombespol Anang Iskandar mengaku sedang menyelidiki dugaan tersebut. Bahkan, kemarin (25/1), polisi nomor satu di Surabaya tersebut mengunjungi gudang PT Cargill bersama Kapolres Surabaya Utara AKBP Nasri dan Kasatreskrim Polwiltabes AKBP Dedi Prasetyo.
"Kami hanya melakukan sidak. Kami menindaklanjuti keresahan masyarakat karena menurunnya pasokan kedelai. Apakah benar ada penimbunan oleh spekulan," kata Anang.
Perwira asal Mojokerto itu menyatakan, untuk penyidikan, selain memeriksa saksi, polisi akan berkoordinasi dengan instansi terkait. "Kami akan berkoordinasi dengan Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Red)," ujarnya.
Ketika pintu gudang dibuka, kedelai dari luar negeri itu tampak seperti bukit. Bahan baku tempe tersebut memenuhi gudang yang luasnya hampir satu hektare itu.
Sayangnya, saat ditanya wartawan, karyawan dan pimpinan PT Cargill tak mau berkomentar. Mereka tak mau menjawab sepatah kata pun, kecuali mengangkat bahu. (fid/nw)