Kalo menurut situs surabaya.go.id definisinya adalah:
Makanan berkuah khas asli Surabaya ini diracik dari lontong, kecambah, tahu goreng, lentho, kecap, bawang goreng dan sambal. Lentho dibuat dari kacang beras/tholo dengan tepung kemudian ditambah dengan kencur, bawang daun, jeruk purut dan garam secukupnya. Bentuknya bulat menyerupai pergedel.
Lontong balap sendiri lebih didominasi oleh sayuran kecambah. Sajian Lontong Balap terasa kurang pas jika tidak dipadukan dengan Sate Kerang.
Sate Kerang, dibuat dari kerang yang direbus kemudian disajikan menyerupai sate, tapi tanpa dibakar. Makin terasa nikmat jika ditambahkan dengan sambal kecap dan lombok/sambal cabai rawit.
Menurut cerita dahulu lontong balap masih dijual dalam gentong-gentong yang berat dan dipikul ke seluruh kota. Gentong-gentong yang berat menyebabkan para penjual lontong balap ini seraya memikul harus berjalan cepat-cepat, menimbulkan kesan berpacu (dalam bahasa Jawa: balapan). Pada masa sekarang lontong balap lebih sering dijual dalam kereta dorong, meski demikian nama lontong balap tetap tidak berubah.
Lontong Balap Garuda
Entahlah kenapa juga disebut lontong balap garuda. Ada yang bisa bantu? Ketika datang pertama kali kesitu semua warung bernama Lontong Balap Garuda. Waduh. Cuman keingetan kalo yang terkenal adalah punya Cak Gendut. Memang ramai sekali. Sampai-sampai harus ngantri dan rela menunggu. Alhamdulillah pas dateng ndak perlu nunggu lama. Setelah 2 menit ada yang keluar.
"Cak, Lontonge yo", gitu kataku pesan dalam bahasa jawa. Dengan sigap penjualnya yang sedang duduk lalu menjawab, "Iyo, Mbak. Pedes?".
"Pinggirno ae cak". Aku takut kalo kepedesen. Beberapa kali makan lontong balap keliling rata-rata sambelnya biasa.
Penjualnya terampil. Setelah mengiris lontong, tahu, lalu lentho. Piringnya kemudian dioper ke asistennya untuk dituangi kuah, bawang goreng, lalu kecap. Wuih bawang gorengnya banyak. Semoga renyah...
Minumnya pesen warung sebelahnya. Kebetulan jual es degan. Ufh... cocok iwak endhog... Apalagi panas begini.
Soal rasa. Jangan ditanya deh. Kalo rasanya ga enak tentunya warungnya sepi tho. Nyatanya Dewa terutama Andra suka berkunjung ke Cak Gendut.
Ga mahal-mahal banget kok. Lontongnya: 5000, es degan: 3000, sate kerang 10 tusuk: 5000. Tiga belas ribu rupiah ditambah seribu buat pak yang jaga parkir
Alhamdulillah...


